Simulakrum


Episode per episode lancar lewat.
Duka, luka, suka, bahagia, meniti puncaknya tanpa penat.
Melurus dan melengkung sesuai dinamika kanvas alam.

Renyah gurau menindih desis parau sedih.
Bukan bayangan sebingkai mahoni.
Bukan rubuhan beringin tua di belakang pos ronda.
Hunjaman kata mengancam semak di tepi rawa.
Pecah membelah beberapa surya di cakrawala.

Asal matahari membuka hari, siapa peduli siang mati.
Ranum simulakrum terlalu ranum di ujung milenium.
Apa itu yang membuat alam naik pitam?
Anggaplah manusia semakin pintar berkuasa.

Oh para peramu jiwa!
Oh para penyeduh jiwa!
Kalian tak lebih hina dari domba.
Katakan, sampai kapan jiwa kalian tertahan?
Sampai kapan jiwa kami kalian kembalikan?
Apa ini yang namanya kebajikannya kemunafikan?
Apa ini yang namanya kemunafikannya kebajikan?



Semarang,
03:41/080212.
Previous
Next Post »