Dunia Koma; Sandera Metafora


Anak bengal itu tak berbapak.
Besar di istana singa cukup membuatnya berbapak.
Rimba dan belantara mengubahnya sebagai bapak.
Bapak bagi mereka yang juga tak pernah berbapak.

Anak bengal itu berjalan sempoyongan di depan Mall.
Dipanggilnya anak-anak yang berbapak.
Semua acuh karena mencari bapaknya yang tertembak.
Di Sumatera, Maluku, Kalimantan, Papua, dan Jawa.
Tak ada tanda pada kepala itu sebagai bekas anak berbapak.

Datang penjual uang berdarah asam.
Simpul senyumnya baru saja meletakkan senapan.
Selembar kertas berbatik liar ditebar.
Penuh motif suram.

Anak bengal itu mengamuk.
Mobil terjungkir.
Pesawat meledak.
Kereta api mati.
Pabrik lumpuh.
Pasar terbakar.
Jalan penuh demonstran.
Polisi huru-hara berspesta nyawa.
Negara koma.

Penjual uang datang menantang duel anak bengal.
Langit-bumi menjadi saksi.
Laut-darat siap mencatat.
Terdepak keduanya dalam koma.
Dunia koma.
Tersandera pada labirin metafora.
Tak ada lagi bapak.
Tak ada lagi anak.
Semua sama dalam sandera metafora.

Tak ada metafora yang tertembak.
Tak ada koma yang tertembak.



Semarang,
02:10/100212.
Previous
Next Post »