Inikah, Tuhan?

Bagaimana aku bersimpuh dengan segunung angkuh, Tuhan.
Asma-Mu serasa tak seindah pelantun qashidah.
Kalam-Mu serasa tak semerdu lagu-lagu rindu.
Sifat-Mu serasa tak sehebat uluran tangan konglomerat.
Surga dan neraka-Mu tak lebih menjanjikan dibanding sanjungan dan umpatan.

Tercatat ada sejuta lebih niat untuk menghujat-Mu, Tuhan.
Aku soal berbagai generasi silam, juga primordial.
Mulai kasih hingga keadilan-Mu aku curigai.
Terus, aku bertanya kenapa dan kenapa tanpa tahu kenapa.
Karena segala jawab selalu berlalu mengendap.

Bagaimana aku lari dari-Mu jika semua penjuru angin menuju-Mu, Tuhan.
Jalan-jalan, yang kemarin enggan Kau perkenalkan, kini menghampiri.
Menyuapi tapak demi tapak nganga lubang kemusykilan.
Dalam langkah pasrah tanpa arah.

Inikah perjuangan menemui-Mu, Tuhan.
Perjuangan para kekasih-Mu.
Perjuangan para utusan-Mu.
Perjuangan para khalifah-Mu.
Perjuangan para hamba-Mu.

Jika benar, hanyutkanlah aku dalam nafas angin itu.
Jangan sekalipun Kau lepas sebelum terbuang seluruh curigaku.
Sebelum benar-benar curigaku terselimuti kefitrianku.
Sebelum benar-benar kefitrianku menyucikanku.
Sebelum benar-benar kesucianku juga kesucian-Mu, Tuhan.



Rembang,
03:03/190812.
Previous
Next Post »