Si Gila Merupa Palasara

Kau kira sikapmu mampu membungkusku.
Semalam hujan, itu bukan ukuran.
Segunung mendung bisa saja aku tendang.
Andai aku tak pernah mendengar hukum alam.

Lihatlah aku telah merupa Palasara.
Di atas kain satin peninggalan Arjuna.
Membopong Kunti dari sayembara para raja.
Di tengah Kurusetra ini, aku adalah dewa.
Titisan Wisnu yang kau tunggu.

Ada saja gelagat jagad yang tak sedap.
Nyiprat di sudut-sudut penjuru kahyangan.
Di kursi, di lemari, di ranjang tempat aku sembahyang.
Di depan, di tengah, di belakang tempat aku menyebar kembang.
Enyahlah di gulungan gada para raksasa.
Akan aku tandu jika sembur Kasturi mati.

Di Pisowanan, seorang putri berdiri.
Belatinya menempel di urat nadi.
"Saya hanya ingin merupa Palasara.
Di atas kain satin peninggalan Arjuna."

Di tengah pisowanan itu, akulah raja.
Titisan Bharata yang gila.
Tak ada yang mampu membungkusku.
Termasuk sikapmu di depan prajuritku.



Semarang,
03:35/030212.
Previous
Next Post »