Kemilau Hadirmu

Kemilau dedaunan membuka memoriku.
Menggoyang kematian yang tak pernah ku undang.
Menusuk jantung dan paru-paruku diujung batuk yang menjulang.
Berkalang kabut berburu akar rumput.

Untung kau hadir menyeka semak-semak yang beriak.
Menyuapi nasehat-nasehat agar aku kuat.
Bercerita tentang alam kubur yang menghibur.
Hingga menuntunku menghadap malaikat disaat tengah sekarat.

Mari kita lanjutkan berbicara bahasa-bahasa yang sederhana.
Jangan kau pasang sayap di tangan ini yang tak lagi berasap.
Jangan pula kau duduk di langit menunggu datangnya wangsit.
Kita adalah jerami yang harus membumi.

Kemilau dedaunan membuka memoriku.
Melayukan apa yang seharusnya layu.
Satu per satu menghumus pada hati yang tandus.
Menyancang perhatianku atas masa acuhmu yang membimbang.



Semarang,
01:00/210911.
Previous
Next Post »