Ada Apa Ini

Sungguh aku tak percaya pada apa yang tersuguh.
Jiwa anak-anak telah memucat di pagi hari yang baru saja menghangat.
Tawa-tawa kematian terdengar renyah di jalan-jalan yang megah.
Hanya pekat yang terlihat pada pangkat-pangkat di gebyarnya gedung-gedung yang bertingkat.
Ada apa ini?

Batinku terus menyoal sinyal-sinyal yang semenjak baligh belum aku kenal.
Orang tua melipat tangis di wajahnya ketika mengajarkanku untuk tertawa.
Guru-guru saling menggombal dibalik ceramahnya soal moral.
Pejabat-pejabat tak hentinya mengompas bersamaan kempanyenya agar ikhlas.
Ada apa ini?

Ku tanya apa yang aku rasa pada mereka yang bangga bergelar sarjana.
Suara mereka sepertinya harus didulang dengan uang.
Disiram dengan comberan kekuasaan agar tak diam.
Diguyur dengan pelacur supaya tak terbata-bata ketika bicara.
Ada apa ini?

Sungguh aku tak percaya pada apa yang tersuguh.
Aku jadi enggan makan meski perut meronta kelaparan.
Aku jadi enggan minum meski dahaga telah merasuki sum-sum.
Aku jadi terpaku diam menatap apa yang tak mungkin aku santap.
Ada apa ini?



Semarang,
22:50/260911.
Previous
Next Post »