Hakikat Pecinta Kopi

Untuk sejenak, perkenankanlah aku mencari akar-akar kekar.
Tempat dimana nantinya sekeping hati ini dapat hidup tak meredup.
Tetap kokoh meski kemarau mandaulatnya tuk roboh.
Sepeser pun tak terkikis ketika hujan menyeretnya dengan bengis.
Itulah kenapa sampai saat ini aku masih berkelana di dunia skeptis.

Mungkin, segelas kopi ini yang terus menginspirasi.
Tampangnya yang penuh misteri memendam berjuta arti.
Teka-teki hidup yang mustahil terjawab walau dengan bahasa orang beradab.
Terlalu dangkal jika lalu ada yang dengan lantang berkoar memiliki kebenaran.
Apalagi tanpa sungkan berujar memegang otoritas Tuhan.
Itulah kenapa sampai saat ini aku masih belajar mengenal kebenaran dan Tuhan.

Sebungkus rokok ini, semoga kau tak membuangnya dengan kebencian yang suci.
Dialah yang telah pantang lelah menuntun hati bermeditasi.
Menegur hidup yang semakin sayup.
Menunjukkan betapa singkatnya perjalanan ke akhirat.
Membukakan berjuta jejak-jejak masa dan warna-warni tragedi.
Itulah kenapa aku sering kali mempertanyakan kebijakan diri sendiri.



Semarang,
00:50/300911.
Previous
Next Post »