Tawakkal; Dari Sesal Ke Kesal

Ku temukan sepenggal sesal.
Mengambang tiba-tiba bersama akal.
Menyembul seketika dari sumur berlumpur.
Rasanya sesal yang kekal.
Mengabadikan dalam gumpalan hati.
Menggelora dalam larutan jiwa.

Masa lalu kini menderu.
Mengumpat bujuk rayu sesatnya derajat.
Memaki pesta pora pada sisa kadaluarsanya.
Sesal tanpa pangkal.
sesal tanpa sinyal.
Hanya meninggalkan kesal yang terpingkal.

Aku masih ingat bagaimana sebentuk raga memayat.
Bagaimana nisan sebuah nama terpahat.
Aku juga tak lupa akhir dari nafas yang tersenggal buas.
Lalu mematung kaku di atas tikar berdebu.
Semua terasa hangat teringat.
Seperti pelayat yang baru saja lewat.

Ku temukan sepenggal sesal.
Ku temukan sejengkal kesal.
Dan, hanya tawakal yang tertinggal.



Semarang,
00:27/021211.
Previous
Next Post »