Galau Di Sudut Kemarau

Adakalanya cerita tak mesti bersua.
Adakalanya duka tak mesti berluka.
Adakalanya suka tak mesti bercita.
Bukankah waktu tak selalu bertentu?

Jangan galau sobat.
Hempaskan saja igau mulutmu yang gagu.
Jangan tatap mata-mata meratap.
Tak cukup sejuta dadamu berbaja.
Terlalu merana hatimu menyamudera.
Hempaskan saja di sela-sela lendir tinja.

Sobat, tak lihatkah mataku bersemedi dibalik matamu?
Tiap nyalaknya aku sorak.
Tiap redupnya aku kecup.
Jangan khawatir lagi akan cibiran bibir.
Jangan takut lagi akan ancaman sambutan maut.
Pertapaanku di sudut matamu tak akan pernah menyurut.

Sobat, jangan usung senandung kabung berkidung.
Dengar dawai-dawai damai mulai menyemai meski lunglai.
Menari asyik dalam gelitik sengatan terik.
Menggeliat gesit dengan spirit oase yang menggigit.
Itu pertanda bahwa galau hanya sebatas kemarau.



Semarang,
21:07/281111.
Previous
Next Post »