Sang Putri Di Gang Remang Itu

Tak ingatkah secuil senyummu yang mengembang kala itu. Merayap mangkir dimataku dengan matamu yang menatap pecahan-pecahan bibirku. Ramah sambutmu dalam bingkai santun kritikmu. Benarkah itu dirimu yang pernah menyapih tawaku? Setengah terperangah ku lirik wajahmu dikeremangan gang itu.

Ia sudah lupa, kata kawanmu. Tak ada energi untuk mengabadikan. Tak ada waktu untuk mengenang. Enyahlah! Sang putri tak berkenan.

Ambillah wajahmu! Ambillah senyummu! Cabutlah semua milikmu yang telah tertancap di darahku. Jangan ada sua. Jangan ada jumpa. Aku ingin melupa sebagaimana kau lupa.

Berhentilah memandang gang remang itu, nasihat kawanku. Bintang hilang. Rembulan tenggelam. Sang putri tak lagi bersemayam di gang remang itu.


Semarang,
02:31/010811
Previous
Next Post »