Mungkin Salah Rasa Rindu Ini Mengarah

Mungkin salah rasa rindu ini mengarah.
Dibalik kematian, kau mengiris pikiran.
Menumpahkan kesadaran.
Merongrong kejernihan.
Menyekat keselarasan.

Nisanmu memenuhi hatiku.
Tertancap kokoh.
Tumbuh subur menjulang.
Setiap jengkalnya selalu bermimpi.
Melayang-layang pada absurditas nirwana.

Kemanapun kau bersendawa.
Nyawa kan selalu memekik rasa.
Mendulang kesendirian yang merajalela.

Kembalilah!
Kain morimu masih tertelangkup rapi.
Mewangi dalam surgawi hati.

Mungkin salah rasa rindu ini mengarah.
Dibalik kematian, kau memeras kebahagiaan.
Mengatupkan spirit kejayaan.
Menghidangkan berjuta kuman yang mematikan.
Membungkam senyum yang hampir terkembang.

Bangun dan pandanglah!
Gundukan itu masih basah.
Dan akan terus basah oelh darah.
Air mataku rasanya tlah punah.
Membeku bersama keluh kesah.

Kembalilah!
Ku tahu nyawamu masih mengambang.
Berenang menggali-gali arus kedamaian.
Terimalah segenggam taburan kembang ini.
Bau kasturi, bukan gandasuli.
Asap surga, bukan dupa.

Mungkin salah rasa rindu ini mengarah.
Tiada lagi tangan tuk menengadah.
Tak perlu lagi pipi ini basah.
Jejak-jejak usai melangkah.
Hembusan nafas menyergah; Rasa rindumu memang telah salah mengarah.


Semarang,
03:13/200511
Previous
Next Post »