Manusia Tanpa Negara

Anakku, ucapkanlah salam pada sebongkah batu yang belum pernah kau kenal.
Bersikap hormatlah pada sekerat tanah liat yang belum pernah kau lihat.
Berlaku santunlah pada sekuntum pantun yang belum pernah mengalun.
Bersikap sopanlah pada sepenggal kisah yang belum pernah merekah.

Anakku, duniamu bukanlah duniaku.
Teguklah teduhan kopi-Nya agar kau tak merasa dahaga dan tetap terjaga.
Tidak terlelap sebagaimana kaum 'Ad.
Jadilah sebatang Bodhi dimana pun kau bersemayam.
Walau kematian tak hentinya mengancam.

Anakku, kau tak butuh bangsa.
Kau tak butuh negara.
Bendera hanyalah jeruji yang memenjara.
Kungkungan yang menekan kemanusiaan.
Induk dari genosida yang mengerikan.

Anakku, pakailah kereta yang dikenakan Arjuna dalam Mahabarata.
Tapi ingat, dunia bukanlah sekeping koin Zarathustra.

Anakku, kau bukanlah Satrio Piningit.
Bukan pula Imam Mahdi atau Sang Mesias.
Kau hanya penjaga lilin dikegelapan.
Penjaga mata air dikegersangan.
Sebagaimana kau terlahir, kodratmu hanyalah sebagai manusia tanpa negara.


Semarang,
22:43/120811
Previous
Next Post »