Utopia Peradaban

Jalan-jalan tampak lengang.
Tak ada lagi musik-musik keprihatinan.
Tak ada lagi suara-suara sumbang.
Tak ada lagi kebohongan yang tersimpan.
Tak ada lagi kemunafikan yang bersemayam.

Jalan-jalan tampak sepi.
Tak ada lagi virus-virus nurani.
Tak ada lagi akal-akal yang terjeruji.
Tak ada lagi nafsu-nafsu yang terbirahi.
Tak ada lagi hati-hati yang terkontaminasi.
Tak ada lagi jiwa-jiwa yang tak suci.

Jalan-jalan tak tampak basah.
Tak ada lagi jeritan keluh kesah.
Tak ada lagi bisik-bisik yang meresah.
Tak ada lagi ringikan yang mendesah.
Tak ada lagi teriakan yang menjarah.
Tak ada lagi tragedi-tragedi yang menyejarah.

Jalan-jalan tak tampak terjal.
Tak ada lagi lubang-lubang pada kesadaran.
Tak ada lagi gundukan-gundukan kematian.
Tak ada lagi pepohonan yang melenakan.
Tak ada lagi huru-hara yang merisaukan.
Tak ada lagi duri-duri yang menusuk harga diri.



Semarang,
23:23/130911.
Previous
Next Post »