Senjakala Dunia

Kalau tidak salah, itulah senja yang berkelebat di depan rumah.
Mengintip dan membekaskan sinar-sinar lewat kaca jendela yang pecah.
Membacakan mataku yang rabun pada sirkus-sirkus dan opera-opera sabun.
Menjanjikan datangnya pagi yang pasti akan bersilaturrahmi.

Kalau tidak salah, itulah senja yang menampakkan mega di telapak surga.
Menghiasi bumi dengan sejuta bidadari.
Mengalirkan telaga di taman yang penuh dengan tanaman.
Mengantarkan mahligai kenikmatan yang belum pernah terbayangkan.

Kalau tidak salah, itulah senja yang merekahkan keheningan.
Merenggut mimpi anak-anak untuk bermain layang-layang.
Menodai gadis-gadis diambang kedewasaan.
Mencuri nyawa-nyawa orang tua yang menanggung keluarga.
Mendidik para manula untuk menggali kuburnya.

Kalau tidak salah, itulah senja yang kita sapa.
Berat suaranya menggelindingkan kata.
Berat nafasnya menghembuskan asa.
Berat langkahnya menggayuh cita.
Berat sikapnya mengangkangi dunia.



Semarang,
19:10/130911.
Previous
Next Post »