Bukan Di Sini

Tempat kita bukan di sini.
Di kawah topeng-topeng yang curam.
Di mewah gedung-gedung yang rapuh.
Di megah boulevard yang angkuh.
Di indah musik-musik yang keruh.

Berhentilah mencari comberan, dimataku.
Mengais bau anyir, di mulutku.
Menanam pragmatisme ikhlas diwajahmu.
Memupuk benih cinta di atas pahamu. Berhentilah!

Tempat kita bukan di sini.
Terjagalah dalam keterjagaanmu.
Sadarlah dalam kesadaranmu.
Bukankah para Nabi sudah bertutur?
Bukankah para filsuf telah mengajarkan?
Afala ta'qiluun?

Tempat kita bukan di sini.
Ketakutanmu telah mencarinya.
Kehampaanmu telah memanggil-manggilnya.
Kesakitanmu telah melambainya.
Penderitaanmu terlalu sering mengusiknya.
Tanyalah pada sekaratmu yang tak pernah berhenti menjilatnya.

Tempat kita bukan di sini.
Diambang kejayaan sekaligus kepunahan.
Diujung homogenitas juga heterogenitas.
Di sudut bumi dan langit.
Dikelap-kelip warna dan aroma.
Dibercak-bercak hitam juga putih; mungkin abu-abu.

Tempat kita bukan di sini.
La-ayatil-li ulil albab.


Semarang,
20:49, 220511
Previous
Next Post »