Benarkah Tuhan Budak Kita?

Lihatlah kita sudah diperbudak oleh apa yang telah kita punya.
Mulai mata terbuka, kita sudah harus menganiaya raga deminya.
Ditengah terjaga, pikiran kita terus diikatnya untuk selalu waspada dan siaga.
Kita juga dibuatnya tak tenang ketika pejaman mata memasuki selimut hangat di ranjang.

Lihatlah kita sudah diperbudak oleh apa yang ingin kita punya.
Berlalu lalang kita diajaknya mengetuk pintu-pintu yang semu.
Hilir mudik mengais-kais singgasana di atas deru tangis.
Menggali secercah sinar yang memusnahkan sumbu-sumbu kehidupan.

Lihatlah!
Kita melihat kita yang sedang diperbudak oleh apa yang sedang kita punya.
Oleh kesesaatan yang mengobral kenikmatan.
Oleh kesesatan yang menawarkan kebenaran.
Oleh kebebasan yang mengobarkan kesenjangan.
Lihatlah kita semakin pintar memintarkan kebodohan dan membodohkan kepintaran.

Lihatlah kita sudah mempoligami Tuhan.
Memberinya hanya sedikit kuasa dalam berumah tangga dengan-Nya.
Menetapkan kewajiban-kewajiban bagi-Nya demi berkembangnya keangkuhan kita.
Menetapkan hak-hak bagi-Nya selama itu menguntungkan kita.

Lihatlah Tuhan telah kita perbudak demi apa yang telah kita punya.
Demi apa yang sedang kita punya.
Demi apa yang ingin kita punya.



Semarang,
11:00/160911.
Previous
Next Post »